RUMUSAN KONSEP RUANG EXPERIENTIAL LEARNING PADA PERANCANGAN KAWASAN
Studi Kasus: Sungai Mati Kp. Baru Kec. Baiturrahman, Banda Aceh
DOI:
https://doi.org/10.37598/7c7kdh96Keywords:
Experiential Learning, Ruang Edukatif, Ruang Terbuka HijauAbstract
Saat ini metode edukasi berkembang semakin pesat, hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terkait dengan edukasi yang ingin diajarkan. Metode pengguanaan ruang kelas atau satu arah saat ini sudah menjadi metode yang lama dalam dunia pendidikan, oleh karenanya diperlukan metode yang baru dalam proses edukasi di dunia pendidikan dan edukasi pada masyarakat. Salah satu metode baru tersebut adalah metode Experiential Learning, metode edukasi ini perlu dikembangkan pada masyarakat, sebagaimana kita ketahui saat ini sangat sulit mengedukasi masyarakat dalam hal menjaga lingkungan, tertib lalu lintas, dan lain sebagainya. Metode ini berupaya mengedukasi secara tidak langsung namun memiliki efektifitas yang baik. Experiential Learning merupakan sistem belajar melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakan atau disuguhkan. Sehingga dampaknya lebih kuat dalam penanaman edukasinya. Experiential Learning berfokus pada rekayasa ruang spasial yang mengaitkan dengan sistem biologis manusia seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan perasa/peraba. Skenario yang ada dibuat dengan seksama dengan menanamkan nilai-nilai edukasi yang ingin dimasukkan, sehingga membuat manusia paham akan nilai edukasi tersebut. Rumusan Experiential Learning ini diharapkan menjadi acuan dalam perancangan arsitektur, baik bangunan, raung dalam, luar dan perancangan kawasan. Studi kasus yang diambil adalah kawasan sungai mati Jl. Politeknik Kp. Baru, Kecamatan Baitussalam Kota Banda Aceh dengan luas area sekitar 2 Ha. Kawasan ini saat ini menjadi area belakang dan terbengkalai tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga, sehingga perlu adanya penanganan agar kawasan menjadi lebih baik. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada kawasan, rumusan konsep Experiential Learning pada kawasan tersebut berfokus pada dua nilai edukasi yang akan ditanamkan pada kawasan yaitu nilai edukasi lingkungan dan mitigasi bencana. Lingkungan berkaitan dengan edukasi pemahaman masyakarat akan pentingnya menjaga lingkungan, sedangkan mitigasi bencana sebagai edukasi terkait bahaya bencana yang ditimbulkan dan cara menanganinya. Penerapan konsep perancangannya menggunakan empat tipe Experiential Learning yakni audio, visual, kinethic, dan tactile yang diaplikasikan kepada kawasan sungai mati tersebut, baik pada area sungai dan tepi sungainya.
Downloads
Published
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.